TUGAS SOFTSKILL
PERENCANAAN AUDIT
Nama : Windio Yuliar
Armanto
NPM : 17115173
Kelas : 4KA19
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
& TEKNOLOGI INFORMASI (FIKTI)
SISTEM INFORMASI
1. Audit Around The Computer
Audit around the computer adalah
pendekatan audit dimana auditor menguji keandalan sebuah informasi yang
dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu mengkalkulasikan hasil dari
sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian, kalkulasi tersebut
dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata valid
dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem
telah beroperasi dengan baik.
Jenis
audit ini dapat digunakan ketika proses yang terotomasi dalam sistem cukup
sederhana. Kelemahan dari audit ini adalah bahwa audit around the computer
tidak menguji apakah logika program dalam sebuah sistem benar. Selain itu,
jenis pendekatan audit ini tidak menguji bagaimana pengendalian yang terotomasi
menangani input yang mengandung error. Dampaknya, dalam lingkungan IT yang
komplek, pendekatan ini akan tidak mampu untuk mendeteksi banyak error.
2. Audit Through The Computer
Auditing Through The
Computer adalah audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis
komputer dengan menggunakan fasilitas komputer yang sama dengan yang digunakan
dalam pemrosesan data. Pendekatan audit ini berorientasi komputer yang secara
langsung berfokus pada operasi pemrosesan dalam system komputer dengan asumsi
bila terdapat pengendalian yang memadai dalam pemrosesan, maka kesalahan dan
penyalahgunaan dapat dideteksi. Pendekatan ini dapat menggunakan perangkat
lunak dalam bentuk specialized audit software (SAS) dan generalized audit
software (GAS).
Pendekatan audit ini
digunakan bila pendekatan Auditing Around The Computer tidak cocok atau tidak
mencukupi. Pendekatan ini dapat diterapkan bersama – sama dengan pendekatan
Auditing Around The Computer untuk memberikan kepastian yang lebih besar.
3. Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Audit SDM adalah
pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara menyeluruh dalam suatu
departemen, divisi atau perusahaan. Dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan
SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan atau
perbaikan.
Menurut
Drs.H. Malayu S.P Hasibuan (2013),
audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang
telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui
apakah para karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana.
Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi karyawan
yang bersangkutan.
Menurut
Henry Simamora (2006),
audit merupakan control kualitas keseluruhan yang mencek aktivitas SDM di dalam
sebuah departemen, devisi, atau seluruh organisasi. Audit sumber daya manusia (
Human resource audit ) mengevaluasi aktivitas-aktivitas sumber daya manusia
didalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk membenahi aktivitas tersebut.
Audit dapat meliputi satu divisi atau seluruh organisasi. Audit ini memberikan
umpan balik mengenai fungsi sumber daya manusia kepada manajer operasi dan
spesialis sumber daya manusia. Audit sumber daya manusia juga menyediakan umpan
balik perihal seberapa baik manajer mengemban tanggung jawab sumber daya
manusia mereka.
Menurut
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja,
audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tingkat kesesuaian antara
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut
Hani Handoko (1995),
audit sdm adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia yang
dilakukan dalam suatu organisasi. Audit tersebut mungkin mencakup satu
departemen atau perusahaan keseluruhan. Hasilnya memeberikan umpan balik
tentanng fungsi sumber daya manusia bagi para manajer operasional dan
departemen sumber daya manusia. Ini juga mengemukakan seberapa baik para
manajer mengelolah tugas-tugas sumber daya manusia.
Menurut
IBK Bayangkara (2008),
audit sdm merupakan penilaian dan analisis yang komperhensif terhadap
program-program sdm. Audit sdm menekankan penilaian (evaluasi) terhadap
berbagai aktifitas sdm yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif
dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai
kekurangan yang masih terjadi pada aktifitas sdm yang di audit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.dan audit bisa dilakukan
terhadap satu devisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan terhadap
keseluruhan organisasi.
Menurut
Arens (1997) Audit
merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut
Rivai (2004) Audit SDM
adalah pemeriksaan kualitas kegiatan SDM secara menyeluruh dalam suatu
departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan
SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan atau
perbaikan.
Menurut
Gomez- Mejia (2001),
audit sumber daya manusia merupakan tinjauan berkala yang dilakukan oleh
departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas penggunaan sumber
daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan. Selain itu, audit
memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku
sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta
menemukan peluang dan strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi
tersebut. Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan
kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana
strategis perusahaan.
Menurut
Gomez-Mejia (200 1 :28),
audit sumber daya manusia merupakan tinjauan berkala yang dilakukan oleh
departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas penggunaan sumber
daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan.
Selain itu, audit
memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku
sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta
menemukan peluang dan strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi
tersebut. Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan
kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana
strategis perusahaan.
Jadi, pada kesimpulannya
audit sumber daya manusia adalah proses pemeriksaan dan penilaian secara
sistematis, obyektif, komprehensif, dan terdokumentasi terhadap fungsi-fungsi
organisasi yang terpengaruh oleh manajemen sumber daya manusia semisal proyeksi
masa depan kebutuhan SDM organisasi, dengan tujuan memastikan dipenuhinya azas
kesesuaian, efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya manusia
untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran fungsional maupun tujuan organisasi
secara keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang, sesuai dengan standar lokal (Pemda/Pemprov), standar internal
(SOP/Company Polici), atau regulasi (International Standard/standar
pemerintah).
Audit SDM merupakan suatu
metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi SDM dikembangkan secara optimal (Rosari, 12 Mei 2008). Secara lebih
terinci, audit SDM juga memberi feedback dan kesempatan untuk:
1. Mengevaluasi
keefektifan berbagai fungsi SDM, yang meliputi: rekrutmen dan seleksi, pelatihan,
dan penilaian kinerja.
2. Menganalisis kontribusi
fungsi SDM pada operasi bisnis perusahaan
3. Melakukan benchmarking
kegiatan SDM untuk mendorong perbaikan secara berkelanjutan
4. Mengidentifikasi
berbagai masalah strategi dan administratif implementasi fungsi SDM
5. Menganalisis kepuasan
para pengguna pelayanan departemen SDM
6. Mengevaluasi ketaatan
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan, kebijakan dan regulasi
pemerintah
7. Meningkatkan
keterlibatan fungsi lini dalam implementasi fungsi SDM
8. Mengukur dan
menganalisis biaya dan manfaat setiap program dan kegiatan SDM
9. Memperbaiki kualitas
staf SDM
10. Memfokuskan staf SDM
pada berbagai isu penting dan mempromosikan perubahan serta kreatifitas.
3.1 Manfaat Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Manfaat utama dalam audit
SDM adalah untuk mengetahui proses-proses yang belum memenuhi persyaratan hukum
sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar
hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk
mengidentifikasi kondisi saat sekarang serta aksi apa saja yang perlu dijalankan
untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM.
Karena kegagalan dalam
mengidentifkasi penyebab potensial yang bisa membahayakan atau berpotensi
melanggar hukum, dapat menimbulkan efek yang merugikan perusahaan atau
organisasi. Karena itu, audit SDM merupakan salah satu cara untuk mengenal
sejauh mana proses internal dan sistem prosedur organisasi sudah memenuhi aspek
keamanan baik secara hukum maupun juga membantu mengidentifikasi bagian SDM
yang belum berjalan secara efektif dan efisien. Peninjauan secara berkala
terhadap sistem dan prosedur organisasi yang berhubungan dengan SDM, tidak
hanya membantu agar sistem dan prosedur tetap memenuhi persyaratan, namun juga
membantu aspek finansial perusahaan agar tetap stabil dan mantap.
Menurut
Rivai (2004, p. 567),
audit SDM mengevaluasi aktifitas SDM yang digunakan dalam suatu perusahaan dan
merupakan pengendalian kualitas keseluruhan yang mengevaluasi aktifitas SDM
dalam suatu perusahaan. Manfaat dari audit SDM ini antara lain yaitu:
1. Mengidentifikasi
kontribusi-kontribusi departemen SDM terhadap perusahaan
2. Meningkatkan citra profesional
departemen SDM
3. Mendorong tanggungjawab dan
profesionalisme yang lebih besar diantara karyawan departemen SDM
4. Tugas-tugas dan tanggungjawab
departemen SDM
5. Menstimulasi keragaman kebijakan dan
praktik-praktik SDM
6. Masalah-masalah SDM yang kritis
7. Menyelesaikan keluhan-keluhan dengan
berpedoman pada aturan yang berlaku
8. Mengurangi biaya-biaya SDM melalui
prosedur yang efektif
9. Meningkatkan kesediaan untuk mau
menerima perubahan yang diperlukan didalam departemen SDM.
4. Objek Audit Sumber
Daya Manusia (SDM)
Aspek SDM yang dapat
diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan, fungsi
pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan dan
penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci,
obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :
·
Fungsi
Perencanaan : Manpower Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment,
Sourcing Candidate.
·
Pengembangan
: Training, Development, Coaching, Mentoring.
·
Informasi
& Teknologi : Personnel Data Base, Sistem Informasi Manajemen SDM (HRIS).
·
Fungsi
Pemerliharaan : Industrial Relation, Coorporate Social Responsibility.
·
Fungsi
Penghargaan dan Penghukuman : Compensation & Benefit, Reward, Termination,
Punishment.
·
Fungsi
Peningkatan kinerja : Performance Management System, Pay for Performance.
Aspek diatas merupakan
sisi Hard Capabilities Organization karena masih banyak berkutat dalam hal
sistem dan prosedur. Perkembangan selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan
audit adalah mengaudit aspek Soft Organization, antara lain :
• Budaya Organisasi,
• Audit Competency Staff SDM,
• Audit kepuasan terhadap fungsi SDM.
5. Rencana Audit Sumber Daya Manusia
Perencanaan audit SDM
merupakan tahapan kegiatan audit yang sangat penting. Berhasil tidaknya audit
SDM sangat ditentukan oleh seberapa baik perencanaan dan persiapan auditor
sebelum pelaksanaan audit. Perencanaan yang baik akan membantu auditor untuk
mengendalikan proses audit sehingga bisa berjalan lancar, efisien dan efektif.
5.1
Pelaksana Audit Sumber Daya Manusia
(SDM)
1. Auditor internal (Inspektur di Badan
Pengawasan Internal)
2. Biro SDM atau spesialis SDM yang
ditunjuk (self assessment)
3. Biro SDM/tenaga spesialis SDM senior
untuk non-SDM
5.2
Sumber Data yang Biasa Digunakan
Dalam pelaksanaanya audit SDM ini
hendaklah selalu memanfaatkan berbagai sumber data yang ada diantaranya :
1.
Pemeriksaan
fisik perusahaan
2.
Konfirmasi
3.
Dokumentasi
4.
Observasi
5.
Pertanyaan
pada klien
Dari
sumber data yang tersebut diatas diharapkan suatu audit dapat menjawab prospek
dan tantangannya di masa depan sesuai dengan SOP, aturan dan prosedur yang ada,
perintah Pimpinan Departemen SDM atau personalia dan Pimpinan Departemen lain.
5.3
Tujuan Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketika anda melakukan
audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit
SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu
sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya
akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut. Beberapa hal yang menjadi tujuan dan
kegunaan audit SDM antara lain :
1. Mencari hal-hal yang berpotensi
menimbulkan masalah serius di kemudian hari
2. Mencari area yang dapat dilakukan
perbaikan dan improvement
3. Sebagai alat dokumentasi untuk
merger, akuisisi maupun reorganisasi
4. Untuk mencari tahu seberapa jauh
pemenuhan sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang ada.
Menurut
Rivai (2004, p. 567), audit
SDM bertujuan untuk:
1. Menilai efektifitas SDM
2. Aspek-aspek yang masih dapat
diperbaiki
3. Mempelajari aspek-aspek tersebut
secara mendalam, dan
4. Menunjukkan kemungkinan perbaikan,
serta membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan tersebut.
5.4 Ruang
Lingkup Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam pelaksanaan audit SDM untuk
mendukung jalannya kegiatan-kegiatan SDM perlu dilakukan pembatasan terhadap
aspek yang akan di audit. Secara garis besar, prospek audit SDM dilakukan
terhadap fungsi SDM yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan SDM yang dimulai
dari perencanaan SDM, perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan evaluasi kinerja
SDM (Handoko, 1997, p.226).
Ruang lingkup audit SDM, yaitu what,
why, where, when, who, and how disingkat 5W+1H.
·
What (Apa) yang dinilai, yaitu prestasi kerja, perilaku,
kesetiaan, kejujuran, kerjasama, kepemimpinan, loyalitas saat sekarang, potensi
akan datang, sifat, dan hasil kerjanya.
·
Why (Kenapa) dinilai, untuk meningkatkan kepuasan kerja
karyawan, kepentingan, pengembangan, dan lain-lain
·
Where (Dimana) dinilai, didalam atau diluar pekerjaan.
·
When (Kapan) dinilai, yaitu secara periodic (formal) dan secara
terus menerus (informal).
·
Who (Siapa) yang menilai, yaitu atasan langsung, atasan dari
atasan langsungya, dan atau suatu tim yang dibentuk diperusahaan.
·
How (Bagaimana) penilaiannya, yaitu dengan metode tradisional
atau metode modern. Metode tradisional seperti rating scale, employer
comparation, alternative rangking, paired comparation, dan lain-lain. Metode Modern
seperti assessment centre dan Management By Objective atau manajemen
berdasarkan sasaran ( MBS=MBO).
Menurut Sherman & Bohlander, audit
SDM memberikan peluang untuk:
1.
Menilai
efektivitas fungsi SDM
2.
Memastikan
ketaatan terhadap hukum, kebijakan, perturan dan prosedur
3.
Menetapkan
pedoman untuk penetapan standar
4.
Memperbaiki
mutu staf SDM
5.
Meningkatkan
citra dari fungsi SDM
6.
Meningkatkan
perubahan dan kreatifitas
7.
Menilai
kelebihan dan kekurangan dari fungsi SDM
8.
Memfokus
staff SDM pada masalah masalah penting
9.
Membawa
SDM lebih dekat pada fungsi fungsi yang lain.
5.5 Proses Audit Msdm
Pelaksanaan audit SDM
dilakukan oleh atasan langsung dan manajer urusan SDM, baik secara individual
maupun kolektif. Audit SDM dilakukan secara formal dan informal, baik langsung
maupun tidak langsung (laporan tertulis). Audit formal dilakukan oleh atasan
langsung atau orang yang dapat memberikan sanksi. Audit informal dilakukan oleh
masyarakat sehingga tidak dapat memberikan sanksi, tetapi penilaiannya sangat
objektif jadi perlu diperhatikan penilai formal sebagai masukan. Audit SDM baru
ada artinya jika ada tindak lanjut dari hasilnya. Hal ini perlu supaya karyawan
termotivasi untuk meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan perilakunya.
Disamping
auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut, auditor
melaksanakan berbagai prosedur lainnya untuk mengumpulkan bukti audit yang akan
dipakai sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atasa laporan keuangan auditan.
Prosedur audit lain tersebut meliputi: penelusura, pemeriksaan bukti pemdukung,
penghitungan, dan scanning. Dengan demikian, prosedur audit yang biasa
dilakukan oleh auditor meliputi:
1. Inspeksi
Inspeksi
merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu.
Prosedur audit ini banyak dilakukuan oleh auditor. Dengan melakukan inspeksi
terhadap sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen
tersebut. Dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi fisik suatu aktiva tetap
misalnya, auditor akan dapat memperoleh informasi mengenai eksistensi dan
keadaam fisik aktiva tersebut.
2. Pengamatan
Pengamatan
atau observasi merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk
melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Contoh kegiatan yang biasa
diamati oleh auditor dalam auditnya adalah: penghitungan fisik sediaan yang ada
digunakan klien, pembuatan dan persetujuan voucher, cara penyimpanan kas yang
ada ditangan klien. Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti
visual mengenai pelaksanaan suatu kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah
karyawan, prosedur, dan proses.
3. Konfirmasi
Seperti
telah diuraikan diatas, konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang
memungkinkan auditor memperolh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang
bebas. Prosedur yang biasa ditempuh oleh auditor dalam konfirmasi ini adalah
sebagai berikut :
1.
Auditor
meminta dari klien untuk menanyakan informasi tertentu kepada pihak luar.
2.
Klien
meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh auditor untuk memberikan jawaban
langsung kepada auditor mengenai informasi yang ditanyakan oleh auditor
tersebut.
3.
Auditor
menerima jawaban langsung dari pihak ketiga tersebut.
4.
Permintaan
keterangan
4. Penelusuran
Dalam
melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelusuran informasi sejak
mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan
pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. Prosedur audit ini
terutama diterapkan terhadap bukti documenter.
Contoh prosedur penelusuran yang dilakukan
oleh auditor adalah pemeriksaan terhadap transaksi penjualan yang dimulai oleh
auditor dengan memeriksa informasi dalam surat order dari customer, diusut
kemudian dengan informasi yang berkaitan dalam surat order penjualan, laporan
pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan, dan akun piutang usaha
dalam buku pembantu piutang usaha. Penelusuran dilakukan dengan tujuan untuk
menetukan ketelitian dan kelengkapan catatan akuntansi.
5.
Pemeriksaan dokumen
pendukung
Pemeriksaan
dokumen pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi:
1.
Inspeksi
terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan
untuk menentukan kewajaran dan keberanannya.
2.
Pembandingan
dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.
Prosedur
audit ini berlawanan arahanya dengan prosedur penelusuran.dalam penelusuran,
auditor bertolak dari dokumen kemudiuan mengusut pencatatannya ke dalam
catatan-catatan akuntansi yang berkaitan, sedangkan dalam vouching, auditor
bertolak dari catatan akuntansi, kembaliu memeriksa dokumen-dokumen yang
mendukung informasi yang dicatat dalam catatan tersebut. Prosedur ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran
perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi.
6.
Penghitungan (Counting)
1.
Penghitungan
fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau sediaan di tangan
2.
Pertanggungjawaban
semua formulir bernomor urut tercetak.
Penghitungan
fisik digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas yang ada di tangan,
sedangkan pertanggung jawaban formulir bernomor urut tercetak digunakan untuk
mengevaluasi bukti documenter yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi.
7. Scanning
Scanning
merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk
mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan
lebih mendalam.
8.
Pelaksanaan ulang
Prosedur
audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Umumnya
pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan dan rekonsiliasi yang telah
dilakukan oleh klien. Contohnya adalah perhitungan ulang julah total dalam
jurnal, perhitungan ulang biaya depresiasi, biya bunga terutang, perkalian antarakuantitas
dengan harga satuan dalam inventory summary sheets, dan perhitungan ulang
penjumlahan dalam rekonsiliasi bank.
9.
Computer-assisted
audit techniques
Bilamana
catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik, auditor perlu
menggunakan computer-asissted audit techniques dalam menggunakan berbagai
prosedur audit yang dijelaskan diatas. Sebagai contoh, auditor menggunakan
suatu computer audit software tertentu dalam melaksanakan perhitungan jumlah
saldo piutang usaha menurut buku pembantu piutang usaha, pemilihan nama debitur
yang akan dikirimi surat konfirmasi, perhitungan berbagai ratio dalam prosedur
analitik, perbandingan unsure data yang terdapat dalam berbagai files.
6. Instrumen - Instrumen
Audit Sumber Daya Manusia (SDM) & Petunjuk Penggunaan
Dalam pengumpulan
informasi tentang aktifitas-aktifitas SDM, ada beberapa instrumen yang dapat
membantu dalam menghimpun data aktivitas-aktivitas sumber daya manusia,
diantaranya:
1. Wawancara,
Wawancara dengan karyawan dan manajer
adalah suatu sumber informasi mengenai aktivitas sumber daya manusia. Komentar
mereka membantu tim audit mencari bidang-bidang yang membutuhakn perbaikan.
Kritik dari karyawan dapat menunjukkan tindakan-tindakan yang harus diambil
oleh departemen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga, sumbang saran
manajer dapat mengungkapkan cara-cara untuk memberikan mereka servis yang lebih
baik.
2.
Kuisioner,
Karena wawancara itu menyita waktu dan
mahal serta kerap hanya terbatas pada sedikit orang, banyak departemen sumber
daya manusia yang menggunakan kuisioner-kuisioner untuk memperluas lingkup
riset mereka. Selain itu, kuisioner juga dapat memberikan jawaban-jawaban yang
lebih terbuka dibandingkan wawancara tatap muka.
3.
Informasi Eksternal,
Informasi adalah alat sentral dari tim
audit. Perbandingan-perbandingan luar memberikan kepada tim audit suatu
perspektif terhadapnya aktivitas-aktivitas perusahaan dapat dinilai.
4.
Analisis Catatan
5.
Eksperimen-Eksperimen Riset
6.
Audit-Audit Internasional
7.1
Kegiatan-Kegiatan Auditor
Tiga bidang utama yang difokuskan pada
Audit Sumber Daya Manusia terdiri atas policy/management audit,
performance/operasional audit, dan financial audit.
a. Policy/Management Audit
Penilaian yang
dilaksanakan secara sistematis dan independent, berorientasi ke masa depan
terhadap: keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas SDM melalui perbaikan pelaksanaan fungsi manjemen,
pencapaian rencana yang sudah ditetapkan serta pencapaian sosial objektif.
b. Performance/Operasional Audit
Merupakan suatu kegiatan
penilaian yang sistematis yang dilaksanakan secara objective dan independent
berorientasi atas masa depan untuk semua kegiatan yang ada dalam suatu
perubahan yang utamanya dalam bidang SDM.
c. Financial Audit
Mempunyai orientasi
pengujian / penilaian secara independent dan objectif atas tingkat kewajaran
dan kecermatan serta data keuangan untuk memberikan perlindungan keamanan asset
perusahaan dengan melakukan evaluasi kelayakan internal control yang di
tetapkan. Audit ini sendiri dapat dilakukan dalam beberapa situasi,
diantaranya:
1. Ketika dirasa diperlukan oleh
manjemen puncak
2. Ketika suatu kekuatan eksternal yang
memaksa untuk dilakukan suatu tinjauan
3. Ketika suatu perusahaan yang
signifikan dalam suatu dunia usaha yang memaksa untuk melakukan konsiderasi
ulang manajemen SDM
4. Ketika seorang manajer baru yang
merasa bertanggung jawab atas Dep. SDM
5. Ketika suatu keinginan spesialis SDM
untuk meningkatkan praktek dan sistem SDM perusahaan.
Komentar
Posting Komentar